Kamis, 13 Juni 2013

ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN ARAH



Imam al-Hafidh al-Bayhaqi berkata dalam , Al-Asma' was-Sifat, 400 : 





والذي روي في اخر هذا الحديث إشارة إلى نفي المكان عن الله تعالى, وأن العبد أينما كان فهو في القرب والبعد من الله تعالى سواء, وأنه الظاهر فيصح إدراكه بالأدلة, الباطن فلا يصح إدراكه بالكون في مكان. واستدل بعض أصحابنا في نفي المكان عنه بقول النبي صلى الله عليه و سلم أنت الظاهر فليس فوقك شىء, وأنت الباطن فليس دونك شىء, وإذا لم يكن فوقه شىء ولا دونه شىء لم يكن في مكان


"....Dan yang disebutkan di akhir hadis adalah indikasi penafian tempat bagi Allah dan seorang hamba di mana pun berada maka jauh dan dekatnya ia kepada Allah itu sama saja, Allah Ta'ala, adalah adz-Dhahir - maka Dia bisa di ketahui dgn bukti-bukti [dalil] , Allah adalah Al-Batin -. maka Dia tidak bisa di ketahui dgn tempat ".dan telah berdalil sebagian sahabat kami dalam menafikan tempat bagi Allah dgn sabda Rasul SAW :Engkau Ad dhahir maka tidak ada apa-apa di atas engkau dan Angkau Al bathin maka tdk ada apa-apa di bawah Engkau "jika tdk ada sesuatu di atas dan di bawahnya itu artinya Allah tdk ada pada tempat.



Al-Raghib al-Ishfahani (w. 425 Hijriyah) dalam kitabnnya Mufradat al-Qur `an menjelaskan bahwa Allah adalah Ad dhahir karena keberadaan-Nya secara intuitif jelas bagi kita melalui segala sesuatu yang kita lihat dalam ciptaanNya, sedangkan Dia adalah Al bathin [Tersembunyi] karena kita tidak dapat memahami sifat keberadaan-Nya.  [Mufradat al-Qur`an, (Damaskus, Dar al-Qalam, dan Beirut, Dar al Shamiyyah, 1992), hal.131]

Imam Zainal Abidin  berkata: 


: "سبحانك لا يحويك مكان" اه, وزين العابدين كان أفضل أهل البيت في زمانه


" maha suci engkau yang tidak di liputi tempat" dan imam Zaenal Abidin adalah ahlul baet yg paling utama di zamannya' [imam Murtadlā al Zabidi dalam syarh Ihya ulum ud dien, dengan isnad mutasil] 



Dalam Al-Farq Bayn al-Firaq di bawah judul bab: 
[في بيان الاصول التى اجتمعت عليها اهل السنة : dalam menjelaskan usul yg di ijmakan oleh ahlussunnah]

Imam Abd al-Qahir al-Baghdadi mengatakan:


واجمعوا على انه لا يحويه مكان ولا يجرى عليه زمان خلاف قول من زعم من الشهامية والكرامية انه مماس لعرشه وقد قال امير المؤمنين على رضي الله عنه ان الله تعالى خلق العرش اظهارا لقدرته لا مكانا لذاته وقال ايضا قد كان ولا مكان وهو الآن على ما كان


Dan telah ijma bahwa Allah tdk di liputi tempat dan tidak berlaku zaman/waktu bagiNya,ini berbeda dgn pendapat as syihamiyah dan al karomiyah bahwa Dia bersentuhan dgn arasNya,padahal telah berkata amirul mukminin Ali bin Abi Thalib RA:"..... Allah menciptakan al-'arsy sebagai bukti Kekuasaan-Nya dan tidak sebagai tempat untuk diri-Nya,dan Ia jg berkata: Allah ada dan tanpa tempat Dan Dia sekarang seperti keadaan sebelumnya "[yaitu tanpa tempat ]

Memang benar bahwa beberapa riwayat yang disebutkan oleh Imam Abdul Qahir al-Baghdadi (w. 429H) dalam al-Farq Bayn al-Firaq, dan juga Milal wan nihal tanpa di sertai rantai sanadnya,. Namun, Imam Abdul Qahir al-Baghdad adalah pemimpin ulama di zamannya,"dijelaskan Sejarawan Al Dhahabi yang lahir thn (673-748 H / 1274-1348 M] dalam karyanya tarikh al islam 29/195:


ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﻫﺮ ﺑﻦ ﻃﺎﻫﺮ ﺃﺑﻮ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ ، ﺃﺣﺪ

ﺍﻷﺋﻤﺔ . ﺳﻜﻦ ﺧﺮﺍﺳﺎﻥ ، ﻭﺗﻔﻨﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﺣﺘﻰ ﻗﻴﻞ ﺇﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﺮﻑ ﺗﺴﻌﺔ ﻋﺸﺮ ﻋﻠﻤﺎ .ﻣﺎﺕ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺈﺳﻔﺮﺍﻳﻴﻦ 


Beliau Abdul QOHIR bin thohir abu mansur Al bagdadiy adalah salah seorang imam yg tinggal di khorosan dan beliau hafal berbagai macam ilmu,shgg di katakan bahwa beliau menguasai 19 cabang ilmu,beliau wafat di isfiroyain.

Dan berkata Az Zarkalai dalam Al A"lam 4/48:


" ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﻫﺮ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ (   429 ﻫ =   1037 ﻡ ) ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﻫﺮ ﺑﻦ ﻃﺎﻫﺮ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ ﺍﻟﺘﻤﻴﻤﻲ ﺍﻻﺳﻔﺮﺍﻳﻴﻨﻲ ، ﺃﺑﻮ ﻣﻨﺼﻮﺭ :ﻋﺎﻟﻢ ﻣﺘﻔﻨﻦ ، ﻣﻦ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻷﺻﻮﻝ . ﻛﺎﻥ ﺻﺪﺭ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﻓﻲ ﻋﺼﺮﻩ . ﻭﻟﺪ ﻭﻧﺸﺄ ﻓﻲ ﺑﻐﺪﺍﺩ ، ﻭﺭﺣﻞ ﺇﻟﻰ ﺧﺮﺍﺳﺎﻥ ﻓﺎﺳﺘﻘﺮ ﻓﻲ ﻧﻴﺴﺎﺑﻮﺭ .

ﻛﺎﻥ ﻳﺪﺭﺱ ﻓﻲ ﺳﺒﻌﺔ ﻋﺸﺮ ﻓﻨﺎ . ﻭﻛﺎﻥ ﺫﺍ ﺛﺮﻭﺓ . ﻣﻦ ﺗﺼﺎﻧﻴﻔﻪ " ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ - " ﻭ " ﺍﻟﻨﺎﺳﺦ ﻭﺍﻟﻤﻨﺴﻮﺥ - " ﻭ " ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺃﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﺴﻨﻰ - ﺥ "

ﻭ " ﻓﻀﺎﺋﺢ ﺍﻟﻘﺪﺭﻳﺔ " ﻭ " ﺍﻟﺘﻜﻤﻠﺔ ، ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺴﺎﺏ - " ﻭ " ﺗﺄﻭﻳﻞ ﺍﻟﻤﺘﺸﺎﺑﻬﺎﺕ ﻓﻲ ﺍﻻﺧﺒﺎﺭ ﻭﺍﻵﻳﺎﺕ - "

ﻭ " ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ " ﻭ "

ﻓﻀﺎﺋﺢ ﺍﻟﻤﻌﺘﺰﻟﺔ " ﻭ "

ﺍﻟﻔﺎﺧﺮ ﻓﻲ ﺍﻷﻭﺍﺋﻞ ﻭﺍﻷﻭﺍﺧﺮ

" ﻭ " ﻣﻌﻴﺎﺭ ﺍﻟﻨﻈﺮ " ﻭ " ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ ﻭﺃﺻﻮﻟﻪ " ﻭ "

ﺍﻟﻤﻠﻞ ﻭﺍﻟﻨﺤﻞ - ﺥ " ﻭ " ﺍﻟﺘﺤﺼﻴﻞ " ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ ، ﻭ " ﺍﻟﻔﺮﻕ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻔﺮﻕ - ﻁ " ﻭ " ﺑﻠﻮﻍ ﺍﻟﻤﺪﻯ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﻬﺪﻯ " ﻭ " ﻧﻔﻲ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ " ﻭ " ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ 




: Beliau Abdul QOHIR bin thohir abu mansur Al bagdadiy at tamimi al isfiroini adalah seorang alim yg terpercaya, Imam dalam ilmu usul,terdepan dalam ilmu islam di zamannya,...dan beliau belajar 19 fan ilmu,mempunyai semangat,di antara karangannya: kitab usuluddin,nasikh wal mansukh,tafsir asmaul husna,fadloih al qodariyah,.....dst.



berkata Imam As Subki dalam thobaqot as safiiyah 5/86:



ﻭﻗﺎﻝ شيخ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺃﺑﻮ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺍﻟﺼﺎﺑﻮﻧﻲ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻷﺻﻮﻝ ﻭﺻﺪﻭﺭ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺑﺈﺟﻤﺎﻉ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻭﺍﻟﺘﺤﺼﻴﻞ ﺑﺪﻳﻊ ﺍﻟﺘﺮﺗﻴﺐ ﻏﺮﻳﺐ ﺍﻟﺘﺄﻟﻴﻒ ﻭﺍﻟﺘﻬﺬﻳﺐ ﺗﺮﺍﻩ ﺍﻟﺠﻠﺔ ﺻﺪﺭﺍ ﻣﻘﺪﻣﺎ ﻭﺗﺪﻋﻮﻩ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺇﻣﺎﻣﺎ ﻣﻔﺨﻤﺎ ﻭﻣﻦ ﺧﺮﺍﺏ ﻧﻴﺴﺎﺑﻮﺭ ﺍﺿﻄﺮﺍﺭ ﻣﺜﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﻣﻔﺎﺭﻗﺘﻬﺎ

ﻗﻠﺖ ﻓﺎﺭﻕ ﻧﻴﺴﺎﺑﻮﺭ ﺑﺴﺒﺐ ﻓﺘﻨﺔ ﻭﻗﻌﺖ ﺑﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺮﻛﻤﺎﻥ .... 



Dan berkata Syaekhul islam Abu Usman As shobuni: Beliau adalah Imam dalam ilmu ushul dan sandaran umat islam dgn ijma ahli utama,sangat hebat keberhasilannya dan susunananya yg unik,dan para Amam memanggilnya Imam yg hebat...dst.
dan masih banyak lagi perkataan2 ulama tentangnya...!!



setelah jelas keutamaan beliau dan keilmuan beliau,maka tdk di susunnya sebagian mata rantai sanad dalam kitabnya bukan berarti tdk ada atau tdk di ketahui tapi sengaja tdk di tuliskan utk ikhtishor: lebih simpel dan padat.....!!

Di riwayatkan dari Imam Ali [RA] beliau berkata:

الاستواء غير مجهول والتكييف غير معقول والإيمان به واجب والسؤال عنه بدعة لأنه تعالى كان ولا مكان فهو على ما كان قبل خلق المكان لم يتغير عما كان. 


"Al-istiwa tidak majhul;[tdk di ketahui] dan membagaimanakannya [modalitas] sama sekali tak tercapai aqal [tdk terbayangkan]. Mengimaninya adalah wajib dan bertanya tentang hal itu adalah bidah, karena Allah ada dan tdk ada tempat dan Dia sebagaimana keadaannya sebelum menciptakan tempat , dan Dia tidak berubah sebagaimana keadaan sebelumnya ".

[Diriwayatkan dalam Tafsir al-Tanzeel Madaarik wa al-Takwil Haqaa'iq karya-Nasafi, dalam tafsirnya pada Surah Taha ayat (5)]

juga beliau berkata:



من زعم أن إلهنا محدود فقد جهل الخالق المعبود"

" رواه أبو نعيم في حلية الأولياء


barang siapa mengklaim bahwa Tuhan itu terbatas ,maka ia tidak tau tentang Pencipta yang disembahnya."
 [ Hafidh Abu Nu'aym dalam Hilyatul Awliya ]

Diriwayatkan dari Imam Ash-Syafi'i beliau menyatakan,

"إنه تعالى كان ولا مكان فخلق المكان وهو على صفة الأزلية كما كان قبل خلقه المكان لا يجوز عليه التغيير في ذاته ولا التبديل في صفاته" اه. 


"Sesungguhnya Dia SWT ada dan tanpa tempat, maka Dia menciptakan tempat dan Dia tetap dgn sifatNya yg azali sbgmna Ia sebelum menciptakan tempat. tidak boleh di sifati dgn berubah dan pergantian dalam sifatNya .[ ittihaf  As-Saadah Al Muttaqeen 2 / 24]

Imam Ibnu Hibban dalam muqadimah kitab As Tsiqaat nya mengatakan,


الحمد لله الذي ليس له حد محدود فيحتوى, ولا له أجل معدود فيفنى, ولا يحيط به جوامع المكان ولا يشتمل عليه تواتر الزمان". 


segala puji bagi Allah tidak ada batas menaunginya dan tdk ada baginya waktu terhitung yg membuatnya ruksak,dan tidak meliputi padanya seluruh tempat,dan tdk melintasi padaNya urutan zaman [as tsiqot 1/1]

Beliau juga menyatakan dalam Shahih-nya,

"كان - الله - ولا زمان ولا مكان"
"Allah ada - tanpa waktu dan tanpa tempat."



Ibn Hazm dari Spanyol, yang barpandangan literalis ekstrem ,sampai-sampai ia mambedakan hukum antara kencing dalam air dan kencing di kapal dan kemudian menuangkan ke dalam air.Namun literalisme yang ekstrim itu tidak membawanya ketingkatan mujasimah[keyakinan Allah adalah fisik]. beliau berkata, "... sesungguhnya apa pun yang menempat itu tidak lain adalah fisik atau karakteristik insidental fisik,. dan Allah bukanlah fisik/jisim atau karakteristik insidental fisik , maka Dia tidak menempat sama sekali. (Al-Fil-Milal Fisal 2 / 98) "

dan Ibnu Hazm Al Andalusi juga berkata,

وقال أبو محمد علي بن أحمد المعروف بابن حزم الأندلسي (456 ه): "وأنه تعالى لا في مكان ولا في زمان, بل هو تعالى خالق الأزمنة والأمكنة, قال تعالى: (وخلق كل شيء فقدره تقديرا) (سورة الفرقان / 2), وقال (خلق السماوات والأرض وما بينهما) (سورة الفرقان / 59), والزمان والمكان هما مخلوقان, قد كان تعالى دونهما, والمكان إنما هو للاجسام "


Berkata Abu muhammad yg di kenal dgn Ibnu Hazm al andalusi [w 456 H] sesungguhnya Allah tdk pada tempat dan tidak pada zaman malah Allah lah yg mencipta tempat dan zaman, Allah berfirman; dan Dia mencipta segala sesuatu lalu memberi ketentuan dgn ketentuan2Nya[QS Alfurqon 2] ",dan firmanNya: dan Dia nencipta langit bumi dan apa2 dei antara keduanya [QS Alfurqon 59] zaman dan tempat itu di ciptakan olehNya,dan sungguh Allah tdk pada keduanya,tempat hanya utk jisim [Al farq baenal farq 333]

Syaikh Al Qadhi Abul Walid Muhammad bin Ahmad Al-Qadhi Jama'ah almaliki al Qurtubah , dikenal sebagai kakek Ibnu Rusyd ( bukan penulis Bidaayatul mujtahid ) menyatakan, 

"ليس - الله - في مكان, فقد كان قبل أن يخلق المكان


"Allah tidak menempat ,Dia ada sebelum manciptakan 'tempat'.." [Hal ini disebutkan oleh Ibnu Al Haaj Al Maaliki dalam Madkhal nya.] 


Al-baihaqi menyebutkan Imam Ibnu Hazm RH di dalam kitabnya asma was sifat hal 516 :
Ibnu Hazm (yang biasa berkata dgn nama salaf) berkata: 


قال ابن حزم (وهو ممن يتكلم باسم السلف) قول تعالى يجب حمله على ظاهره ما لم يمنع من حمله على 

ظاهره نص آخر أو إجماع أو ضرورة حس, وقد علمنا أن كل ما كان في مكان, فإنه شاغل لذلك المكان 

ومالئ له ومتشكل بشلكه, ولا بد من أحد الأمرين ضرورة, وعلمنا أن ما كان في مكان فإنه متناه بتناهي 

مكانه وهو ذو جهات ست أو خمس متناهية في مكانه وهذه صفات الجسم اه ثم قال:إن الأمة أجمعت على 

أنه لا يدعو أحد فيقول يا مستو ارحمني, ولا يسمى ابنه عبد المستوي اه ثم قال إن معنى قوله تعالى على 

العرش استوى أنه فعل فعله في العرش وهو انتهاء خلقه إليه, فليس بعد العرش شيء, والعرش نهاية جرم 

المخلوقات الذي ليس خلفه خلاء ولا ملاء, ومن أنكر أن يكون للعالم نهاية من المساحة والزمان والمكان 

لحق بقول الدهرية, وفارق الإسلام اه ثم رد على القائلين بالمكان وختم كلامه بقوله فإنه لا يكون في 

مكان إلا ما كان جسما أو عرضا في جسم, هذا الذي لا يجوز سواه, ولا يتشكل في العقل والوهن غيره 

ألبتة, وإذا انتهى أن يكون الله عز وجل جسما أو عرضا, فقد انتهى أن يكون في مكان أصلا وبالله نتأيد اه 

فليعتبر بقول ابن حزم هذا أدعياء السلف من مشبهة العصر. 3


" diperlukan untuk memahami firman Allah adalah dgn secara harfiah selama tidak ada teks atau konsensus, atau dorurat yang jelas yg mencegah kita dari makna harfiyahnya .dan Kita tahu bahwa segala sesuatu yang menempat maka sesungguhnya dibatasi oleh batas-batas tempat tsbt, menempati ruang itu dan mengasumsikan bentuknya. dan setiap yg menempat tdk bisa tdk mesti dgn Salah satu dari dua hal yang tadi di sebutkan. Kita tahu bahwa apa pun yg menempat maka sungguh berujung dgn ujung batas-batas tempat itu, terbatas dgn enam atau lima arah di ruang tempat tsbt, dan ini adalah sifat fisik. "


Lalu ia berkata: 
"Dan seluruh Umat sepakat [ijma] bahwa tidak ada orang yang mengatakan dalam doanya 'Ya mustawi [isim fail lafad istawa] : wahai yang bersemayam kasihanilah aku'! sebagaimana tidak ada orang yang menamai anaknya Abdul mustawi: 'Hamba Yang maha bersemayam' "

Lalu ia berkata: 
"Sesungguhnya, makna firman-Nya, alal arsyistawa , adalah bahwa kuasa tindakanya di arasyNya , arasy adalah ujung ciptaan-Nya karena tidak ada setelah Arsy sesuatu ciptaan lain, aras adalah ujung jirim/fisik ciptaanNya tidak ada setelahnya ruang maupun hamparan. barang siapa mengingkari bahwa ciptaan memiliki ujung batas dalam jarak ,waktu dan ruang tampat ,maka mereka adalah kaum dahriyah [ materialis ] dan meninggalkan Islam. "

Kemudian ia di akhir penjelasannya membantah orang-orang yang bersikeras bahwa Allah menempati ruang, ia berkata : 
"Tidak ada yang menempat kecuali jisim/fisik atau sifat utk jisim/fisik [seperti sebuah substansi seperti panas, warna dan sebagainya] ,dan tidak ada kemungkinan lain yg tidak seperti itu kecuali Allah, dan tidak tergambarkan atau terimajinasi hal itu dalam akal kecuali hanya Allah. Karena kesimpulan bahwa Allah bukan jisim/fisik atau sifat jisim/fisik ,maka dapat disimpulkan bahwa Dia tidak menempati tempat/ruang secara mutlak. "

Jadi biarlah mereka wahabi mengklaim pengikuti salaf di zaman ini dgn aqidah menyerupakan Allah kepada makhluk-Nya dgn mempertimbangkan dan hati-hati dgn perkataan Ibnu Hazm ini. 



Berikut ini adalah kutipan syarah Sahih Al Bukhari, Fat-Hul-Baari 13/416:



غرض البخاري في هذا الباب الرد على الجهمية المجسمة في تعلقها بهذه الظواهر, وقد تقرر أن الله ليس بجسم فلا يحتاج إلى مكان يستقر فيه, فقد كان ولا مكان, وإنما أضاف المعارج إليه إضافة تشريف, ومعنى الارتفاع إليه اعتلاؤه - أي تعاليه - مع تنزيهه عن المكان

Mungkin seseorang ingin menerjemahkan ini..........??? .ana dah keburu lemes..he he

Syaikh Zainud Deen yg mashur dgn sebutan Ibin Nujaim al Hanafi [w 970 H ] Berkata: 


ويكفر باثبات المكان لله تعالى, فإن قال: الله في السماء, فإن قصد حكاية ما جاء في ظاهر الأخبار لا يكفر, وإن أراد المكان كفر 

: Dan kafir orang yg menetapkan tempat utk Allah, kalau ia berkata Allah fis sama:Allah di langit" jika maksud dgn ucapan tsbt adalah hanya menceritakan dhahirnya khobar/hadis maka ia tdk kufur,tetapi jika maksudnya adalah tempat utk Allah maka ia kafir [Al Bahr Ar Raa'iq (Bab tentang Hukum kemurtadan 5 / 129]. 

Dan Al Imam Ibnul Jauzi Al Hanbali telah menyatakan dalam bukunya Daf'u Shubahit Tashbeeh bi Akuffit Tanzeeh saat menjelaskan hadits # 39:

و من ذكر تبعيض الذات كفر بالإجماع. اه 

"Dan siapa pun yang menyebutkan bahwa Zat (Allah) memiliki bagian/juz (memiliki wajah, tangan, tulang kering, sisi, pinggul, kaki, jari dll dengan arti bahwa ini semua sdslsh orgsn/ juz ) maka ia KUFUR menurut (konsensus). " 

Al Imam Di Tahaawi rahimahullah dalam karyanya aqidah, Al' Aqidah Tahaawiyyah, yang diterima oleh As 'ariyah , Maturidiyah, dan bahkan oleh "salafi" berkata: 



وتعالى عن الحدود والغايات, والأركان والأعضاء والأدوات, لا تحويه الجهات الست كسائر المبتدعات. 



: " DIA maha suci dari memiliki batas atau dibatasi, atau memiliki bagian atau organ . dan Juga Dia tdk dikandung oleh enam arah sebagaimana itu adalah pendapat ahli bidah aqidah."


Imam Thabari Ra mensucikan Allah dari butuh kepada tempat, arah dan kediaman, sedang Wahhabi Menetapkan Allah bertempat, di lingkupi Oleh arah dan berkediaman. Maha Suci Allah dari persangkaan Kaum wahhabi

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ ﻓﻲ ﻣﻘﺪﻣﺔ ﺗﺎﺭﻳﺦ ﺍﻟﺮﺳﻞ ﻭﺍﻟﻤﻠﻮﻙ ﻷ‌ﺑﻲ ﺟﻌﻔﺮ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ (1/3) ﻋﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﻻ‌ ﺗﺤﻴﻂ ﺑﻪ ﺍﻷ‌ﻭﻫﺎﻡ، ﻭﻻ‌ ﺗﺤﻮﻳﻪ ﺍﻷ‌ﻗﻄﺎﺭ، ﻭﻻ‌ ﺗﺪﺭﻛﻪ ﺍﻷ‌ﺑﺼﺎﺭ.ﺍﻫـ

ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ (ﺹ/28): ﻭﻣﻦ ﻻ‌ ﻳﺠﻮﺯ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻻ‌ﺟﺘﻤﺎﻉ ﻭﺍﻻ‌ﻓﺘﺮﺍﻕ،
ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﺨﺘﻠﻔﺎﺕ، ﺍﻟﺬﻱ ﻻ‌ ﻳﺸﺒﻬﻪ ﺷﻰﺀ، ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻰﺀ ﻗﺪﻳﺮ. ﺍﻫـ

Berkata imam At-thabari dalam Muqaddimah Kitab nya Tarikh Arrusul wal Muluk, Oleh Abu jakfar At-thabari juz 1 halaman 3, tentang Allah, Bahwa Allah tidak di liputi Oleh Gambaran bentuk, Tidak di kelilingi Oleh arah, sisi, Dan tidak dapat dicapai oleh pandangan mata.

kemudian berkata Lagi pada Halaman 28. dzat yang tak Boleh berkumpul dan berpisah, dia adalah yang Satu yang Kuasa yang mampu mengumpulkan antara perkara yang berbeda-beda, yang tidak menyerupai sesuatu apapun dan terhadap segala Sesuatu dia Maha kuasa.



*) Jaga Akidah-mu
Allah Ada Tanpa Tempat & Arah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar