KONTRADIKSI AL-BANI
Bukti Al Bani sang Muhaddits Palsu dari Firqoh Ahli Bid'ah Sayyi'ah
(Wahabi-Salafy)
(Wahabi-Salafy)
Pada sebuah riwayat yang menjelaskan
tentang sebuah dalil tawassul, al-albani mengingkari tentang keshahihan
riwayat tersebut dengan bersikeras menyatakan bahwa salah satu sanad
riwayat tersebut, Sa’id ibn Zaid adalah pribadi yang cacat dan lemah.
Di dalam bukunya at-Tawassul anwaa’uhu wa ahkaamuhu, demi untuk mengharamkan hukum tawassul, beliau berani menghukumi Sa’id ibn Zaid sebagai cacat dan tidak tsiqah (tidak dapat dipercaya).
Mari kita lihat pernyataan beliau ini yang termaktub di dalam kitab karya beliau sendiri:
“at-Tawassul Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu halaman 126″:
Di dalam bukunya at-Tawassul anwaa’uhu wa ahkaamuhu, demi untuk mengharamkan hukum tawassul, beliau berani menghukumi Sa’id ibn Zaid sebagai cacat dan tidak tsiqah (tidak dapat dipercaya).
Mari kita lihat pernyataan beliau ini yang termaktub di dalam kitab karya beliau sendiri:
“at-Tawassul Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu halaman 126″:
Perhatikan yang saya beri tanda kotak merah:
Aku (al-Albani) berkata: “Sanad ini
dinyatakan lemah, tidak selayaknya dijadikan hujjah/dalil dikarenakan
oleh tiga hal: Pertama, Sa’id ibn Zaid adalah saudara Hammad
ibn Zaid
yang lemah. Telah berkata al-Hafizh di dalam [[at-Taqrib]]: ‘Dia adalah
perawi jujur yang suka berhalusinasi’. Adz-dzahabi berkata di dalam di
dalam [[al-Mizaan]]: Yahya ibn Sa’id: ‘Dia lemah’, Sa’di berkata: ‘Tidak
dapat dijadikan hujjah.’ Mereka melemahkan hadits-haditsnya, an-Nasa’i
dan yang lain berkata: ‘Dia tidak kuat.’ Dan Ahmad berkata: ‘Tidak ada
masalah dengan Sa’id ibn Zaid, sedangkan Yahya ibn Sa’id tidak
memakainya.’ “Nah, menurut pernyataan al-Bani di atas, beliau menetapkan bahwa Sa’id ibn Zaid adalah lemah dan tidak dapat dijadikan hujjah.
Namun, anehnya di kitab al-Bani yang lain yaitu Irwa’ al-Ghalil jilid 5 halaman 338 disebutkan bahwasanya Sa’id ibn Zaid dinyatakan baik sanadnya.
Mari kita lihat Irwa’ al-Ghalil jilid 5 halaman 338:
Mari kita lihat Irwa’ al-Ghalil jilid 5 halaman 338:
Perhatikan yang saya beri tanda kotak merah:
Aku (al-Albani) berkata: “Dan ini adalah
sanad yang baik. Semua perawinya adalah orang-orang yang terpercaya
(tsiqah). Mengenai Sa’id ibn Zaid –saudara Hammad ibn Zaid–,
hadits-haditsnya tidak turun dari darajat hasan, insya’ Alloh Ta’aala.
Dan telah berkata ibn al-Qayyim di dalam [[al-Farusiyyah]]: ‘Dia sanad
haditsnya baik’. “
Kesimpulannya adalah, al-Albani pada saat memerlukan dalil-dalil untuk mengharamkan amalan tawassul beliau dengan beraninya mendhaifkan Sa’id ibn Zaid.
Namun, di tempat lain ketika al-Albani memerlukan hadits Sa’id ibn Zaid sebagai pendukung dalilnya, maka beliau menyatakan bahwa Sa’id ibn Zaid adalah orang jujur, terpercaya, dan sanadnya tidak turun dari derajat hasan.
Semoga bermanfaat.
Nah, saling kontradiksi bukan?
Di satu sisi beliau mengatakan Sa’id ibn Zaid lemah sanadnya, namun di satu sisi beliau menetapkan Sa’id ibn Zaid sebagai sanad perawi yang tsiqah yang derajat hadits-haditsnya tidak turun dari derajat hasan.
Di satu sisi beliau mengatakan Sa’id ibn Zaid lemah sanadnya, namun di satu sisi beliau menetapkan Sa’id ibn Zaid sebagai sanad perawi yang tsiqah yang derajat hadits-haditsnya tidak turun dari derajat hasan.
Kesimpulannya adalah, al-Albani pada saat memerlukan dalil-dalil untuk mengharamkan amalan tawassul beliau dengan beraninya mendhaifkan Sa’id ibn Zaid.
Namun, di tempat lain ketika al-Albani memerlukan hadits Sa’id ibn Zaid sebagai pendukung dalilnya, maka beliau menyatakan bahwa Sa’id ibn Zaid adalah orang jujur, terpercaya, dan sanadnya tidak turun dari derajat hasan.
Demikian saya sampaikan apa adanya,
silakan para pembaca yang budiman untuk memberikan penilaian sendiri
atas kualitas keilmuan al-Albani di bidang ilmu Hadits.
Semoga bermanfaat.